Tingjing dan Sangjit, Mengenal Tardisi Lamaran Tionghoa

Di jaman terbaru mirip kini ini, melamar kekasih untuk dinikahi kadang dijalankan lewat prosesi yang sederhana. Pria akan menyatakan niatnya pada wanita pujaan hatinya, sesudah itu berbicara pada orangtua kebelah pihak, lalu digelarlah acara tukar cincin. Selanjutnya, baik pasangan dan keluarga akan menentukan hari pernikahan mereka bahu-membahu.


Tapi, dengan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia, tentu saja masih banyak yang menggelar acara lamaran dengan memakai tradisi atau menggelar acara adat. Prosesinya pun beragam. Nah, sekarang kita akan mengenal tradisi tingjing dan sangjit, yaitu tradisi lamaran dan seserahan yang digunakan oleh warga Tionghoa.


Tingjing


Sebelum mulai, kami akan menginformasikan apakah tingjing dan sangjit itu. Tingjing adalah program lamaran itu sendiri, sementara sangjit, adalah program seserahan yang lazimnya dilaksanakan 1 bulan sampai 1 minggu menjelang hari ijab kabul. Mari kita tengok seperti apa kedua tradisi ini.


1. Penyambutan & Pembukaan


Penyambutan & Pembukaan


Sama seperti lamaran pada umumnya, sesuai tradisi, tingjing sebenarnya digelar di rumah sang perempuan. Tapi, ini tidak absolut alasannya adalah ada juga yang menggelar program lamaran di kedai makanan atau hotel, bahkan mampu juga mempercayakan sepenuhnya pada wedding organizer.


Seperti juga prosesi yang lain, keluarga dari pihak perempuan akan menyambut pihak keluarga pria. Seusai penyambutan, pihak keluarga laki-laki akan menyampaikan maksud kehadiran mereka yang tidak lain adalah untuk meminang sang wanita.


2. Pengikatan Hubungan


Pengikatan Hubungan


Berbeda dengan tradisi kebanyakan yang melaksanakan tukar cincin, dalam tradisi tingjing, pengikatan korelasi tidak –atau belum- ditandai dengan penyematan cincin tanda bertunangan, tapi dengan pemakaian kalung. Kalung merupakan menandakan ikatan korelasi antara sang perempuan dan sang pria. Sedangkan tukar cincin atau tinghun dapat dilaksanakan saat prosesi sangjit.


Kaprikornus, sang perempuan akan dikenakan kalung oleh ibu sang laki-laki, atau, wanita yang dituakan dalam pihak keluarga pria. Tapi, sebab pemakaian kalung ini merupakan simbol dari doa restu, alangkah lebih baiknya jika ibu dari sang pria yang mengenakan kalung terhadap sang perempuan sebagai tanda bahwa ibu telah merestuinya sebagai calon anak menantu.


Setelah penyematan kalung ini, barulah pasangan yang hendak menikah resmi disebut selaku calon mempelai wanita dan kandidat mempelai laki-laki sebab sudah resmi terikat satu dengan lainnya.


3. Penentuan Tanggal Pernikahan


Penentuan Tanggal Pernikahan


Setelah penyematan kalung, kedua belah pihak keluarga akan melakukan obrolan untuk memilih hari akad nikah kedua calon mempelai. Biasanya, penentuan ini akan ditinjau dari tanggal lahir kedua kandidat mempelai, maupun orangtua keduanya.


Hal ini dikerjakan dengan maksud untuk mencari ‘tanggal baik’ yang pas untuk menggelar hari pernikahan. Namun di abad modern seperti ini, ada juga pasangan yang telah menentukan tanggal pernikahan mereka apalagi kini kita mengenal yang namanya ‘tanggal elok’. Toh semua hari juga baik, ya kan?


4. Hampers


Hampers


Seserahan atau hantaran juga terdapat dalam tradisi tingjing. Namun nampan atau baki yang dibawa pada dikala prosesi ini berlawanan dengan yang dibawa pada dikala melakukan prosesi sangjit. Dalam prosesi sangjit, seserahan yang dibawa sudah diputuskan dan mempunyai makna khusus. Nanti akan kita bahas.


Nampan yang dibawa pada saat tingjing, sebetulnya cuma ialah buah tangan atau oleh-olah yang dibawa oleh sang pria untuk sang perempuan. Namun mampu juga beberapa benda lain yang dianggap memiliki makna baik.


Prosesi tingjing akan ditutup dengan doa bersama untuk kelancaran hubungan kandidat mempelai. Setelah itu, kedua belah pihak keluarga akan melakukan program makan bersama.


Sangjit


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, prosesi tingjing dan sangjit sesungguhnya mempunyai perbedaan. Sementara tingjing bisa dibilang sebagai acara lamaran, sementara sangjit merupakan tradisi seserahan. Mari kita simak seperti apa prosesi sangjit ini.


1. Waktu & Tempat


Waktu & Tempat

* sumber: www.missbananadoodle.com


Ada penunjukan waktu khusus dalam melaksanakan prosesi sangjit. Telah dibahas sebelumnya bahwa prosesi ini akan dilaksanakan sebulan atau sepekan sebelum hari akad nikah digelar. Selain dari segi hari, pelaksanaannya juga umumnya digelar pada siang hari, adalah antara pukul 10.00 hingga 13.00.


Seiring dengan berkembangan jaman, prosesi ini telah banyak di modernisasi. Jika merujuk pada tradisi orisinil, pelaksanaan sangjit harus diputuskan lewat kalender Tiongkok. Sementara siang hari adalah penunjukan waktu yang sewenang-wenang.


Untuk tempat, sama seperti tradisi lain, bahwasanya sangjit harusnya dilaksanakan di kediaman calon mempelai wanita. Namun, gelaran ini juga bisa dijalankan di daerah lain seperti restoran, atau dengan menyewa ruangan khusus di hotel.


2. Pakaian


Pakaian


Menurut budaya Tiongkok warna merah melambangkan elemen api yang mempunyai arti antusiasme atau semangat, keberuntungan dan sukacita. Sehingga tak aneh warna merah senantiasa mendominasi perayaan-peringatan besar tradisi Tionghoa, tergolong pernikahan. Oleh sebab itu, akan banyak atribut berwarna merah dalam prosesi ini.


Untuk busana, kedua kandidat mempelai umumnya akan menggunakan cheongsam atau pakaian tradisional Tiongkok yang berwarna merah. Namun untuk peringatan yang lebih modern, kandidat mempelai pria mampu menggunakan kemeja atau suit warna lain dengan aksen merah. Begitu pula kandidat mempelai perempuan yang bisa memilih gaun dengan warna lain beraksen merah. Pilihan aksen warna lain yang mampu digunakan yakni kuning keemasan.


3. Seserahan


Seserahan

* sumber: griyabenn.com


Ini beliau komponen yang paling penting dari program sangjit. Karena intinya memang adalah acara seserahan dari calon mempelai laki-laki untuk calon pasangan hidupnya. Isi dari nampan berisi seserahan ini kurang lebih sama dengan seserahan ijab kabul lainnya. Diantaranya, kosmetik dan perlengkapan mandi, aksesori, hingga uang dan buah-buahan. Kita akan membicarakan apa saja isi nampan ini nanti.


Selain calon mempelai pria, kandidat mempelai perempuan juga akan menawarkan seserahannya. Tapi ada yang unik dari prosesi ini, alasannya perempuan akan mengembalikan sebagian hantaran dari pria (akan kita bahas lebih lanjut.red). Termasuk, satu nampan berisi makanan manis mirip cokelat atau permen, nampan kebutuhan laki-laki berisi baju, busana dalam dan sapu tangan, juga angpao.


4. Prosesi


Prosesi

* sumber: www.cosmo.ph



  • Wakil dari pihak keluarga calon mempelai wanita menunggu di depan rumah/tempat seserahan digelar. Para penyambut merupakan anggota keluarga yang sudah menikah.

  • Kedatangan rombongan keluarga calon mempelai pria dipimpin oleh anggota keluarga yang dituakan. Sementara pembawa seserahan adalah anggota keluarga yang belum menikah. Dalam iman adab tertentu, orangtua pria tidak butuhmengikuti prosesi sangjit.

  • Penyerahan hantaran akan diserahkan satu persatu secara berurutan mulai dari seserahan untuk kedua orangtua perempuan, disusul untuk kandidat mempelai perempuan, dan seterusnya.

  • Setelah pihak perempuan mendapatkan seserahan, hantaran akan pribadi dibawa ke ruangan khusus untuk diambil sebagian.

  • Pihak keluarga kandidat mempelai perempuan akan menyerahkan angpao terhadap para pembawa seserahan. Maksudnya adalah sebagai doa biar mereka enteng jodoh.

  • Prosesi akan dilanjutkan dengan perkenalan kedua anggota keluarga pada tamu usul sekaligus penghormatan pasangan kandidat mempelai pada orangtua kedua belah pihak.

  • Keluarga kedua kandidat mempelai akan menggelar ramah tamah atau makan siang bareng . Dimana, pihak keluarga calon mempelai wanita lah yang menyiapkannya.


Dalam prosesi sangjit atau seserahan ini, kedua kandidat mempelai dapat juga melaksanakan prosesi tinghun atau tukar cincin.


Sebagai isu, baik tadisi tingjing maupun sangjit, telah menjalani penyesuaian seiring dengan kemajuan jaman.  Meskipun menjunjung tradisi mirip penyeleksian waktunya, ada yang melaksanakan prosesi tingjing sekaligus juga menggelar sangjit. Malahan ada diantaranya yang menjalani tradisi tingjin, sangjit maupun tinghun dalam satu waktu sekaligus.


Tradisi memang penting, tapi pastinya ada juga yang mempertimbangkan sisi efisiensi. Kadang juga kita mesti berkompromi agar seluruh anggota keluarga dapat mengikuti program demi program yang digelar baik lamaran, seserahan, hingga upacara ijab kabul.


Itulah dia prosesi lamaran dan seserahan berdasarkan tradisi Tionghoa. Jika ada yang mengenali lebih jauh lagi tentang prosesi tingjing dan sangjit ini, mampu menambahkannya di kolom komentar. Kunjungi juga artikel makna dari berbagai macam hantaran lamaran ini.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel