Skill Bergaul! 10 Cara Menjauhi Seseorang Tanpa Menyakitinya
Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk bersosialisasi. Banyak orang-orang bijak yang berpesan jikalau kita mesti mencari teman sebanyak-banyaknya. Bahkan, mereka juga bilang kalau satu orang musuh terlalu banyak sementara seribu orang sahabat masih kurang. Masalahnya, bagaimana jikalau sebagian dari mereka nggak baik?
Kita nggak bisa menertibkan orang-orang mirip apa saja yang hendak kita temui. Sebagian dari mereka niscaya ada yang nggak baik. Bisa itu alasannya toxic, egois, atau hal lain. Butuh waktu sampai hasilnya kita sadar jika semestinya kita menjauhi orang itu. Lalu, bagaimana caranya? Inilah pentingnya punya skill bergaul! Mari simak 10 cara menjauhi seseorang tanpa menyakitinya!
1. Kurangi Komunikasi
Kedekatan kekerabatan dapat dilihat dari seberapa sering komunikasi dilakukan. Semakin intens maka kekerabatan pun makin dekat. Ada yang nyaman untuk diajak berkomunikasi, ada pula yang sebaliknya. Itu yang kemudian jadi alasan apakah kita 2. tetap erat dengan orang itu atau malah lebih baik menjauhinya?
Kalau kita ingin menjauhi seseorang, maka langkah yang pertama dapat dilaksanakan yaitu dengan meminimalkan komunikasi. Dengan begitu, kita seperti memberi jarak biar hubungan nggak terlalu erat. Misalkan beliau sering menelpon atau chat, kita bisa menjauh dengan cara nggak mengangkat telpon sesering umumnya atau diamkan dahulu chatnya agak usang sebelum dibalas.
2. Bersikap Pasif
Waktu ada seseorang yang kita sukai atau kagumi mendekat, kita tentu menunjukkan respons alami dengan bersikap aktif. Itu artinya kita kepincut sama ia dan ingin berteman dengan beliau. Waktu kita bareng beliau, kita merasa senang dan tenteram. Kalau yang terjadi adalah sebaliknya, kita juga mampu bersikap sebaliknya. Dalam arti, bersikap pasif.
Bersikap pasif dapat dilakukan kalau kita ingin menjauhi seseorang tanpa menyakitinya. Pasif di sini memiliki arti bahwa kita nggak perlu memperlihatkan antusiasme. Kita hanya perlu menanti, nggak perlu mencari-cari cara untuk berkomunikasi dengan ia. Dengan begitu, ia juga akan menjauh dengan sendirinya.
3. Memberi Jawaban Seperlunya
Biasanya komunikasi dilakukan secara dua arah. Itu yakni tanda bahwa kedua belah pihak merasa nyaman untuk berbincang-bincang. Kedua pihak saling menimpali sebab punya rasa antusiasme yang serupa. Keduanya sama-sama merasa kalau mereka harus tetap akrab. Kalau kita merasa hubungan itu harus dijauhi kita mampu mengambil sikap dengan memberi balasan seperlunya.
Memberi balasan secukupnya ialah cara lain untuk menjauhi orang tanpa menyakitinya. Dia perlu tahu kalau kita nggak mau berlama-usang bekerjasama dengan orang itu. Contohnya jikalau beliau mengontak lewat chat, cukuplah menjawab dan jangan balik mengajukan pertanyaan seakan-akan kita ingin terus bekerjasama dengan dia.
4. Menunjukkan Penolakan Secara Halus
Menunjukkan penolakan secara halus bisa dikerjakan dengan cara mengalihkan obrolan atau malah mengakhirinya dengan alasan yang sopan. Misalkan kalau ia ingin menelpon, kita yang ingin menjauh pasti merasa malas untuk mengangkat panggilan beliau. Maka kita mampu bilang bahwa kita lagi sibuk atau sudah waktunya kita untuk tidur karena besok harus berdiri pagi.
Penting bagi kita untuk tetap berpegang pada rasa tenggang rasa saat memperlihatkan penolakan. Kita tentu nggak mau beliau merasa sakit hati karena kita menjauh. Bisa jadi ia akan merasa kecewa namun kalau kita memperlakukan beliau dengan baik, beliau akan memaklumi kekecewaan itu. Berempati juga mampu menghindarkan kita dari rasa bersalah sebab sudah menjauhi seseorang.
5. Hindari Pertemuan
Dalam pertemanan dan pacaran, berjumpa itu sesuatu yang umum. Kita bisa saling bercerita sampai tertawa lepas. Apalagi yang sedang dalam periode pendekatan, bisa berjumpa dengan yang disukai seperti potensi emas yang harus dimanfaatkan. Kita bebas saja mengiyakan atau menolak untuk berjumpa seseorang, namun caranya tetap harus diamati.
Dengan seringnya bertemu, ia akan merasa tetap erat dan merasa semuanya baik-baik saja. Pertemuan dapat dianggap selaku bentuk ketertarikan dan ketentraman dengan dia. Oleh alasannya itu bila ingin menjauhi seseorang tanpa menyakitinya kita mesti menghindari pertemuan dengan beliau.
6. Jangan Emosional
Proses menjauhi seseorang mungkin nggak gampang. Pasti ada perasaan nggak enak, bahkan serba salah. Maka dari itu, adakala ada yang menentukan jalan yang keras untuk menjauhi seseorang. Cara itu efektif, tetapi bisa menyakiti orang yang dijauhi. Kita nggak mau itu terjadi kan? Karena mampu jadi malah akan jadi duduk perkara.
Kalau mau menjauhi seseorang tanpa menyakiti perasaannya biasanya kita harus bisa mengatur diri, jangan emosional. Kalau kita bertindak emosional, lazimnya akan berserakan. Mungkin kita akan marah-murka, atau malah menangis. Jadi berusahalah untuk mengatur diri dulu, jangan emosional.
7. Hindari Drama
Sesungguhnya, menjauhi seseorang bukan sesuatu yang menggembirakan. Sebagai manusia, kita nggak mau dia duka dijauhi tetapi kita mesti menjauh alasannya sebuah hal. Pergolakan dalam diri ini yang mampu menjadikan drama hingga-sampai kita memaksakan diri untuk tetap dekat dengan orang itu. Hal ini malah akan merugikan diri sendiri.
Apa yang ancaman dari memaksakan diri? Kita jadi orang yang banyak drama. Pura-pura tenteram padahal muak, akal-akalan peduli padahal nggak, dan hal-hal negatif lainnya. Drama seperti inilah yang secara perlahan-lahan merugikan diri kita sendiri. Jadi berusahalah untuk menyingkir dari drama, bersikaplah tegas karena itu yaitu keputusan terbaik buat kita.
8. Berikan Alasan
Kata-kata kadang perlu disampaikan kalau niat kita nggak terbaca lewat tindakan. Mungkin akan lebih sukar dibanding dengan tindakan. Kita harus berpikir argumentasi apa agar beliau nggak sakit hati? Apalagi bila problem harus diatasi lewat pertemuan, menyaksikan sosoknya bikin kita jadi sukar mengungkapkan yang bantu-membantu.
Carilah alasan yang sekiranya akan mudah dimengerti. Misalnya, lagi malas berafiliasi intens melalui chat atau telepon. Kita juga mampu bilang kalau ada sesuatu yang harus jadi prioritas mirip pekerjaan atau peran kuliah. Hal-hal seperti itu akan mudah dipahami meskipun mampu jadi nggak akan pribadi diterima.
9. Tunjukkan Apresiasi
Kita menjauhi seseorang bukan tanpa alasan. Tindakan itu juga niscaya didasari oleh hal-hal yang secara akumulatif sudah terjadi pada kita. Kalau kita merasa ingin menjauhi seseorang tanpa menyakiti, bermakna kita tahu bila orang itu perlu diperlakukan dengan baik. Untuk itu, kita perlu memperlihatkan apresiasi sama dia.
Menunjukkan ialah sebuah upaya kita untuk menghargai ia atas apa yang telah ia kerjakan pada kita. Berterima kasihlah atas apa yang beliau kerjakan, lalu sampaikan maaf kalau seandainya ia merasa hubungan itu nggak sedekat sebelumnya. Dengan begitu, ia akan berguru dengan sendirinya.
10. Memberi Pernyataan Positif
Cara terakhir yang mampu dipakai untuk menjauhi seseorang tanpa menyakitinya ialah dengan memberi pernyataan nyata. Walaupun fungsinya nggak berlawanan jauh dengan memberi apresiasi, namun memberi pernyataan kasatmata bisa juga berkhasiat untuk membangun dogma dirinya. Dengan kita menjauh, kita juga ingin beliau mampu melanjutkan hidupnya dengan baik.
Memberi pernyataan nyata perlu dilakukan dengan benar. Misalnya, dengan menyebutkan hal-hal apa saja yang baik dari ia dan kenapa orang akan menyukai itu. Pernyataan faktual akan menciptakan beliau memaklumi keputusan yang kita ambil. Dalam arti, kebaikan yang dia punya akan disenangi oleh orang lain. Menjauhnya kita nggak akan jadi persoalan buat beliau.
Begitulah hidup, nggak cuma melakukan pekerjaan tetapi bergaul juga butuh skill. Hal-hal seperti ini nggak dipelajari di bangku sekolah, sebab itulah postingan-postingan sejenis ini timbul. Kita ialah mahluk yang suka menyebarkan! Kamu juga boleh ikut berbagi di kolom komentar, entah untuk menambahkan atau menceritakan pengalaman. Jangan sungkan, ya, teman-teman! Biar tidak salah pilih sahabat, baca juga artikel ciri sahabat yang baik.