10 Cara Menghadapi Suami yang Lebih Mementingkan Saudaranya
Hubungan kuat yang terjalin antara suami dengan orang tua atau saudaranya yaitu hal yang wajar. Karena orang renta lah yang membesarkannya dan dia juga juga tumbuh bareng kerabat-saudaranya. Menjadi tidak masuk akal jika suami lebih mendahulukan kepentingan keluarganya daripada istrinya.
Terkadang suami tidak sadar bahwa prioritasnya telah berubah sesudah menikah dan membangun rumah tangga. Anda lah sebagai seorang istri yang mesti memberi tahu dan menyikapi dengan sabar. Karena sejatinya sebagai seorang anak, sampai kapan pun harus tetap berbakti terhadap orang tuanya.
Setelah menikah, peran suami selaku pemimpin bagi istri dan anak-anaknya harus tetap didahulukan. Bukan memiliki arti orang renta dan keluarga suami tidak penting, tetapi ada batas-batas tertentu yang tetap mesti dijaga oleh kedua belah pihak baik pihak istri maupun pihak keluarga suami.
Sebelum menjadikan dilema yang lebih serius lagi, Anda mesti mengetahui bagaimana cara menghadapi suami yang lebih mementingkan saudaranya daripada Anda sebagai istrinya. Nah, kali ini kami berikan ulasannya. Yuk simak bareng .
1. Komunikasikan dengan Suami
Komunikasi memiliki peran sangat penting dalam membangun keserasian dalam rumah tangga. Dengan berkomunikasi pasangan cenderung menjadi lebih pemahaman dan menghargai satu sama lain. Apabila ada satu hal yang tidak Anda senangi, maka sudah sebaiknya Anda berterus jelas kepada suami.
Berbicaralah secara terbuka perihal perasaan Anda. Jika memang Anda merasa suami lebih mementingkan keluarga atau saudaranya, ungkapkan padanya. Tidak menutup kemungkinan dia mampu sedikit berubah.
2. Hindari Konflik dengan Saudaranya
Saat Anda menikah dengan pasangan, bukan hanya dia yang Anda nikahi. Namun Anda juga harus menjalin relasi baik dengan keluarga suami dengan menganggap mereka sebagai keluarga Anda sendiri. Walaupun mungkin ada perasaan tidak suka atau kesal, yang paling mesti Anda hindari adalah pertentangan.
Sadarilah bahwa suami dan keluarganya yakni bagian dari kehidupan Anda dalam fase ijab kabul. Sampai kapanpun suami akan tetap memerlukan keluarganya sebagai support system di dalam kehidupannya. Yang Anda butuhkan hanya kemauan untuk menjadi bagian dari keluarganya dan menempatkan diri sebagai anggota keluarganya.
3. Tidak Tinggal Satu Atap
Setelah menikah, memang diusulkan bagi pasangan suami istri untuk tinggal terpisah dari keluarganya. Hal ini ditujukan supaya keduanya, baik istri atau suami menjadi lebih mampu berdiri diatas kaki sendiri. Mereka mampu mencar ilmu bagaimana menjadi suami dan istri yang baik tanpa adanya campur tangan keluarga.
Tinggal terpisah dari mertua atau keluarga suami juga merupakan salah satu upaya menghindari konflik. Karena saat tinggal bersama mertua, Anda selaku istri akan merasa selalu diawasi olehnya. Tak sedikit pula mertua yang ikut andil dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga anaknya.
4. Beri Perhatian Lebih
Mungkin ada sebuah argumentasi kenapa suami lebih mementingkan saudaranya ketimbang Anda sebagai istrinya. Bisa jadi dia kurang menerima perhatian Anda, alasannya kegiatan Anda dalam pekerjaan atau perhatian Anda yang cuma terfokus pada anak-anak.
Cobalah untuk memberi perhatian lebih kepada suami. Mulailah dari hal-hal kecil yang mampu membuat hatinya senang. Dengan cita-cita ia akan menyadari bahwa selain keluarganya, beliau juga memiliki seorang istri yang mesti menjadi prioritasnya.
5. Beri Suami Waktu Bersama Keluarganya
Sejatinya tidak ada suami yang suka dengan istri yang terlalu banyak menuntut. Waktu yang beliau miliki bukan sepenuhnya milik istrinya. Suami juga harus meluangkan waktu dan pikirannya untuk pekerjaan, teman-sahabat, dan keluarganya.
Jangan cuma alasannya suami lebih perhatian terhadap keluarga atau kerabat-saudaranya, kemudian Anda melarang suami berjumpa mereka. Cobalah bagi waktu kapan suami harus dirumah mengawalAnda dan kapan suami mampu berkunjung ke tempat tinggal orang bau tanah atau saudaranya. Jika Anda terlalu memaksakan kehendak, suami justru akan lebih sering menghabiskan waktu dengan mereka.
6. Hindari Emosi
Bagaimanapun juga Anda mesti tetap menghormati keluarga dan kerabat-saudara dari suami. Hindari bersikap emosional dalam kondisi apapun. Jangan marah bila suami sudah menunjukkan gejala bahwa perhatiannya lebih banyak dihabiskan untuk saudaranya.
Sebaliknya Anda harus tetap bersikap tenang saat membicarakan hal ini dengan suami. Jangan melibatkan emosi berlebihan. Dengan demikian suami akan mengerti apa yang menjadi cita-cita Anda dan berusaha membuat keadaan menjadi lebih baik.
7. Jangan Merasa Tersaingi
Tidak sebaiknya Anda menganggap keluarga suami selaku tentangan. Karena korelasi Anda sebagai seorang istri dengan keluarga dari suami bukanlah suatu persaingan memperebutkan perhatian suami. Sebaliknya ciptakan relasi baik dengan mertua maupun keluarga suami.
Ketahuilah bagaimana cara yang tepat untuk menempatkan diri di tengah keluarganya. Dengan begitu suami akan lebih mengetahui bahwa Anda sebagai istrinya juga mesti menjadi prioritas. Menghilangkan persaingan dengan pihak keluarga juga merupakan salah satu cara menjaga keharmonisan dalam berumah tangga.
8. Beri Pengertian
Sebagian besar suami mungkin mengerti apa yang menjadi hal utama dalam kehidupannya sesudah berumah tangga. Namun ada pula suami yang masih melakukan kebiasaan-kebiasaannya, sama mirip dikala belum mempunyai istri. Apabila suami anda tergolong kalangan suami yang kedua, maka beri dia pemahaman.
Jelaskan padanya perihal sudut pandang Anda ihwal suami yang lebih mementingkan keluarganya daripada istrinya. Beri tahu bahwa selaku anak laki-laki, suami memang harus selalu berbakti dan membantu keluarga dalam kondisi apapun. Namun, ingatkan beliau bahwa ada istri yang juga mesti ia pentingkan kebutuhannya.
9. Jangan Membenci
Selain menyebabkan pertentangan, memberikan perilaku kebencian juga bukan perilaku yang bagus apalagi kepada orang renta suami. Berusahalah untuk senantiasa bersikap baik dan hormat kepada mertua dan juga keluarganya.
Membenci hanya akan memperpanjang problem dan membuat pertentangan baru antar keluarga. Mungkin Anda sebagai istri telah cukup dibentuk jenuh oleh perilaku suami yang mirip itu. Namun, tidak ada salahnya untuk mengikhlaskan apapun yang terjadi.
10. Bersabar
Akar solusi dari semua persoalan rumah tangga yakni bersabar. Untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga, kuncinya yaitu rasa sabar. Ini merupakan hal terakhir yang bisa Anda kerjakan ketika suami sudah tidak mampu mengubah perilakunya.
Dengan bersabar, hati dan asumsi Anda sebagai seorang istri akan merasa lebih tenang. Anda mampu berpikir jernih dan tidak mudah tersulut emosi. Oleh alasannya itu Anda butuh keteguhan ekstra dalam menghadapi suami mirip ini. Cepat atau lambat, akan ada suatu hal yang menjadikannya berubah menjadi suami yang lebih baik.
Itulah 10 cara menghadapi suami yang lebih mementingkan kerabat dibandingkan dengan istrinya. Cara terbaik dalam mempertahankan keselarasan rumah tangga adalah dengan perilaku terbuka satu sama lain. Apabila ada masalah seharusnya bicarakan dengan pasangan.
Cari tahu apa yang harus dikerjakan semoga keadaan membaik dan rumah tangga tetap utuh dan senang. Selain itu, keteguhan seorang istri juga menjadi faktor penting dalam mempertahankan keserasian rumah tangga. Nah, bagaimana jawaban Anda mengenai perilaku suami seperti ini? Silahkan bagikan pengalaman Anda pada kolom komentar.
Bagaimana kalau suami lebih mengutamakan sobat? Baca postingan cara menghadapi suami yang lebih mementingkan teman dibanding istri.